MUSISI Andien akan menggelar konser tunggal bertajuk Konser Suarasmara yang akan dihelat di Istora Senayan Jakarta pada 15 November mendatang. Konser itu menandai 25 tahun berkarya di bidang musik serta mengajak kolaborator musisi lainnya. Konser Suarasmara akan dibagi dalam empat babak sebagai konser musikal.
Para kolaborator yakni Tohpati, Vina Panduwinata, Indra Lesmana, Diskoria, Wijaya 80, dan White Chorus akan mengisi segmen-segmen dalam konser. “Penempatan di dalam setiap segmen dan lagunya juga pas menurutku. Nanti ada Vina Panduwinata dan kalau kita ngomongin jazz kayaknya tak lengkap kalau tidak ada Indra Lesmana,” katanya di CGV Pacific Place Jakarta pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Andien menuturkan, ia juga mengajak Diskoria untuk berkolaborasi karena sebelumnya telah mengeluarkan single bersama-sama bertajuk “Selamat Ulang Tahun”. Kemudian untuk pentolan jazz di zaman sekarang dan terhubung dengan Gen Z, ia mengajak Wijaya 80. “Ada juga yang sedang sangat digandrungi Gen Z, White Chrous,” katanya.
Andien mengaku sangat menggemari White Chorus sehingga memberanikan diri men-direct message di Instagram. Sementara respons duo electro-pop yang digawangi Friska dan Amir itu justru histeris saat diajak Andien andil dalam konser tunggalnya. “Sebenarnya mereka justru bikin album referensinya adalah albumku. Terus kemarin aku kasih tahu mereka bakal bawakan laguku yang A, ya, namun mereka enggan karena lagunya dianggap sakral oleh Gen Z,” tuturnya.
Untuk membujuk White Chorus tetap membawakan lagu yang diinginkan Andien, ia pun menelepon band asal Bandung itu. “Aku tanya kenapa kalian tak mau karena menurutku lagu ini kalian bisa pull it off dan bisa menerjemahkan menjadi sangat White Chorus, sementara mereka takut kalau lagu itu sakral banget,” tuturnya.
Tapi, Andien berharap White Chorus mampu menginterpretasi lagu yang enggan disebutkannya itu menjadi warna musik band pelantun lagu “Minggu” itu. “Justru membuat kami penasaran dengan gaya elektronik mereka dipadu dengan jazz orchestra,” kata dia.
Andien mengatakan pertimbangannya memilih kolaborator ada pelbagai aspek seperti musikalitas, visual saat konser juga dipikirkan. Setiap babak dalam konser yang dibagi menjadi empat itu akan menunjukkan nuansa yang berbeda pula. “Jadi setiap lagu itu pasti ada perlakuan-perlakuan khusus ini yang menurutku menjadi pertimbangan untuk pemilihan si kolaboratornya. Menurutku dengan Wijaya 80 dan White Chorus juga cukup spesifik,” ujarnya.
Ia pun menuturkan belakangan hari rutin berkoordinasi dengan Tohpati sebagai direktur musikal di atas panggung untuk menyamakan pandangan dan tujuan aksi panggung nantinya. “Misalnya untuk mempertahankan warna si kolaborator tersebut, dia juga ada rasa ingin supaya dia tidak kehilangan warna. Jadi mengobrol juga dengan kolaboratornya kira-kira seperti apa baru Tohpati menerjemahkan dalam bentuk musiknya,” tuturnya.

Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang diterbitkan oleh Tempo Inti Media dan majalah ini memiliki slogan Enak Dibaca dan Perlu.
 
								
 
                                 
                                









